Dunia Menulis Tidaklah Sepi

Tempo Dulu, kayaknya udah lamaaa banget, Mella, seorang sahabat workaholics tapi manja, pernah sebut-sebut supaya beli majalah Story, yang katanya memang buat penulis dan ilustrator cerpen yang pernah aku hobi-kan. Yeah, well, kemarin pas turun dari bus di Pancoran, mampir ke lapak buku favorit di lampumerah.

Majalah Story itu ternyata bener-bener ngebuat semangat menulisku muncul lagi. Sudah lama tidak menulis tulus dari hati mungkin karena terlalu banyak ketidaktulusan bergelimang dalam tulisan-tulisan ku belakangan.

Intinya, disini aku melihat lagi bahwa memang dunia menulis tidaklah sesepi yang ku tahu dulu. Aku bisa kagumi majalah ini karena mengejutkan sekali banyaknya insan yang rela meluangkan waktunya untuk secara khusus menulis cerpen khusus hanya untuk majalah Story sorangan. Story juga menyediakan 3-4 lembar halamannya untuk tulisan cerpen kiriman seleb Indonesia, penyanyi April Purple. Ada belasan penulis segala umur (umumnya muda) yang memuat cerpennya disini, dengan riwayat hidup menulis mereka yang seabreg dan beberapa berakhir di pekerjaan redaksi media informasi. Bahkan lomba untuk membuat terjemahan dari cerpen teks inggris juga disediakan untuk kawula pelajar/mahasiswa yang tidak mau kalah eksis di dunia cetak. Penulis skenario juga tak kalah memberikan tip mereka bagi insan pemula yang berangkat dari hobi menulis dan melihat.

Satu artikel yang sangat aku suka di majalah ini, yang menurutku lebih inspiratif, adalah artikel tentang RUMAH DUNIA dimana disinilah tempat menulis untuk masyarakat. Rumah yang berisi sastrawan dan relawannya dalam membangun dunia dengan kata-kata mereka. Aku ingat pernah direferensikan ke facebook Forum Lingkar Pena dan Gola Gong oleh seorang teman baru, Vikthoria alias mbak Vikth . Mbak Vikth juga satu orang yang eksis di menulis bagi kalangan demokrasi masyarakat ber-presiden "Andai Presiden Sehebat Harry Potter" by Agenda 18. Kembali ke Rumah Dunia, mereka selalu menikmati rutinitas menulis mereka sebagai produktivitas yang membangun. Mereka bahkan menuangkan kegiatan harian mereka dalam Jurnal Rumah Dunia yang dibagi gratis seminggu sekali (16 Halaman). Hari-hari padat pengunjung pondokan Rumah Dunia mereka ada di hari Senin "Hari Wisata Baca dan Dongeng" dan Selasa "Hari Wisata Gambar". Relawan mereka yang berjumlah tak sedikit, senang sekali berpartisipasi di Rumah Dunia yang memberi efek sangat positif bagi generasi muda dan tua. Ada lebih dari 3.000 judul buku terkoleksi dalam bangunan sederhana mereka. Dengan area terbuka luas sebagai lahan pengunjung menggali bacaan sambil berinteraksi. Gola Gong berkata dalam majalah ini, bahwa Kelebihan Rumah Dunia adalah bahwa kegiatan intinya adalah menulis jurnalistik. Dimana tulisan dan karya menulis adalah bersidat aplikatif terhadap segala bidang kehidupan masyarakat, dan pastinya memiliki nilai sosialisasi yang peka terhadap perkembangan masyarakat. 

0 comments

Tambahkan Komentar Anda

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini