Gadis Berkerudung Corak Cerah


Gadis berkerudung corak cerah itu, bernama Asma.

Ia bergelantungan di dalam bus kota, tidak berbeda dengan jamaah kota lainnya. Hanya satu, ia memiliki wajah yang tidak sesuai dengan corak cerah pakaiannya.

Asma bergelantungan di dalam bis, bertarung dalam himpitan padat penumpang. Wajahnya menampakkan mendung, namun ironisnya ia terbalut kerudung rapi yang bercorak ceria. Pandangannya begitu kosong, menatap ke arah sepatu penumpang yang duduk didepannya. Sang pemilik sepatu itu, terlelap tidur dengan posisi duduk, terjepit penumpang yang berdiri disebelahnya.

Asma, gadis itu, tidak berpaling dari pandangan kosongnya ketika aku diam-diam menatapnya dari dudukku.

Awalnya, aku tak sengaja menemukannya dalam kerumunan padat yang bergelantung itu. Bermula dari kekagumanku akan warna ceria kerudungnya, yang kutelusuri adalah kerudung bercorak yang bertemakan desain retro. Garis hijaunya, bertabrak dengan corak abstrak merahnya, kombinasi yang tidak terduga, namun manis membalut sebuah wajah.

Dan pemilik wajah itu, adalah Asma, gadis berwajah mendung yang sedikitpun tidak tampak kelelahan diwajahnya, melainkan hanya sendu.

Bis kota tiba-tiba melambat di kawasan yang biasanya, rupanya disinilah banyak penumpang yang akan turun berdesak-desakan. Namun tetap saja, kali ini bus ini kembali terisi dengan penumpang baru yang tak kalah “ganasnya”. Asma masih di posisinya, dan disebelahnya, berdirilah seorang penumpang yang baru naik. Asma tampak merubah sedikit posisinya, agar penumpang baru itu bisa menemukan posisi nyamannya juga. Di sekitarnya, tak jauh berbeda, tetap penuh dan berdesakan.

Tapi aku bersyukur, aku berada di posisi dudukku yang bisa leluasa menikmati pemandangan di sisi gadis itu lagi, si Asma.

Penumpang yang bergelantung di dekatnya itu, mulai tampak nyaman berdiri di sebelah Asma. Oh, rupanya ia pemuda yang terlihat bermuka bersih dan memiliki garis muka yang ramah dengan senyum simpul. Ia mencuri lihat pada kerudung ceria didekatnya, seolah ingin bersapa dengan pemilik wajah dibaliknya. Asma tak sengaja menangkap gelagatnya, dan gadis sendu itupun mulai tersenyum.

Mengejutkan, seorang gadis yang baru saja berwajah sendu itu, ternyata memiliki senyum yang bukan anggun melainkan riang bersemangat. Asma, ternyata itu wajah pertamamu yang sesuai dengan kerudung retro ceriamu.

Pemuda itu, ia tampak nyaman bercengkrama, bahkan matanya menampakkan antusiasme yang mengalir bebas di antara mereka. Ah, iri rasanya ingin mengetahui perbincangan mereka.

Si gadis sendu tadi, dan si pemberi wajah baru.

Aku memandang keluar jendela. Malam di luar, begitu gelap dan gempita. Kaca jendela pun, menampakkan bayangan Asma dan pemuda itu.

Aku pikir, tak perlu aku menyapa pemilik nama Asma itu nanti ketika turun bis. Gadis itu, sekarang terlihat baik-baik saja. Dan sekali lagi, aku akan diam seperti biasanya. Meski nanti, kami pasti turun bersamaan, begitu juga mungkin dengan banyak penumpang lainnya…

Gadis itu, Asma namanya, begitulah ia memperkenalkan diri padaku di sepuluh kali yang lalu di pertemuan bis sebelum ini. Aku selalu menunggunya di halte yang sama, dan aku selalu turun di tempat yang sama juga dengannya.

Dia, pemilik wajah sendu yang tampaknya pandai menyenangkan lawan bicaranya. Namun dia, adalah sosok tragedi dari sendunya sendiri. Yah, begitulah menurutku.

*** *** ***

Disini, aku tuliskan tentang Asma.
Asma, hanyalah balutan dari sebuah karakter dan emosi.
Asma, hanyalah dikelilingi situasi yang biasa.
Asma, hanya menenggelamkan diri dalam keadaan yang fana.
Asma, bereaksi dengan keadaan, namun tetap ia seperti menghilang.
Asma, memiliki ingatan tentang berbagi bahasa tubuh.
Asma, berada dalam kesesakan jamaah.
Namun Asma, seperti jauh tenggelam tanpa satupun pengikutnya.

Jadi, siapakah Asma? Dia sejatinya adalah makhluk pilihan. Karena ia tercipta bukan tanpa apa-apa. Ia memiliki nama, reaksi, dan ingatan. Semua itu dipilihkan untuknya sebelum ia menyadari kehadiran dirinya sendiri, bukan semata kebetulan ada dan melekat padanya. Hanya saja, ada saat dimana ia tersesat, tidak mengerti harus dari sudut mana ia melihat dirinya sendiri. Sedangkan dari arahnya berada, ia hanya ingat bahwa ia ada dan nyata, namun belum menjadi nyaman dengan keberadaannya. Jadi, siapakah yang bisa membantu Asma menemukan dirinya, lalu menjadikannya nyaman menjadi dirinya sendiri ?

12 comments:

  1. mesti mikir nih mba bacanya :)

    ReplyDelete
  2. @narti : hihihi... sabar narti... bacanya kalo lagi mood ajah, hihihi,,,, ^_^.. biar "keliatan" bgus, wkwkwk

    ReplyDelete
  3. yg bisa menilai kita adalah orang lain.
    yg bisa membantu menemukan dirinya? orang lain juga.
    yg bisa menjadikannya nyaman menjadi dirinya sendiri? orang lain yg 'mengerti' dirinya.

    bingung baca jawaban sendiri hihi... :)

    ReplyDelete
  4. bahasanya sih sederhana, tapi susah menangkap maknanya mba :)

    ReplyDelete
  5. cocok diberi nama 'bermain kata'
    tulisannya apik, penuh makna ^_^

    ReplyDelete
  6. ee..bacanya kalo lagi mood aja? pantes aja kok aku nggak mudheng sama ceritanya. insyaallah balik lagi setelah tidur siang ^^

    ReplyDelete
  7. @sda : tapi jawaban dirimu buagus semua ^___^ menyenangkan ^_^

    @@narti : hehehe, salah satu kesukaanku tuh,,, jelek yah kebiasaan seperti itu ^_^

    @dee : terimakasih,,,, bermain kata yah, sipertimbangkan dengan sangat,,, ^_^ terimakasih sanjungnya ^_^

    @henny : asik2,,, ditengok lagi nih abis bobo ciank... hihihi ^_^

    ReplyDelete
  8. dua kali baca belom mudeng...
    berarti masih hang neh otak. aku ctrl d dulu deh, baca ulang tar kalo dah adem..

    ReplyDelete
  9. rasanya aku tau cerita ini. :D
    #kedipKedipRahasia

    ReplyDelete
  10. @Rawins : hihihihi... langsung Ctrl D Mas Rawins? ^_^ Iyah mas, maklum yah tulisanku rada berantakan ^_^

    @Aki : hihihihi,,,,, kedipanmu itu lho ^_^ Yup, tahu sekali pasti cerita ini, apalagi yang di blog satunya tuh... #kecipKedipRahasiaLAgi

    ReplyDelete
  11. asma dalam bahasa jawa halus berarti nama mbak

    ReplyDelete

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini