Aku beranjak bangkit dari dudukku. Kurasakan kaki ku terasa agak kram. Ku tepuk-tepuk kakiku pelan, kuhentakkan ke lantai pelataran ciwalk yang makin basah oleh percikan hujan di luar selasar.
“Kenapa ? Sakit kakimu, sayang?” Rino melihat ke arahku setelah tampak tenang bangkit dari jongkoknya.
Rino melihatku dengan pandangan yang itu lagi. Pandangan yang sama. Melemahkanku setiap kali melihatnya, sekalipun belum sempat banyak berbicara.
Aku memalingkan wajahku sebelum aku benar-benar terhipnotis oleh pandangan itu. Rino. Kenapa kita bertemu saat hujan di luar sana? Bahkan atap-atap selasar yang melindungi kita dari air hujan, tak sanggup juga melindungi perasaanku dari menantimu.
“Sayang, jangan kamu paksakan diri seperti itu.”
Rino meraih jemariku dengan tangan kanannya yang semakin terasa dingin dikulitku sesaat tadi. Namun, aku tergerak juga untuk segera menepis lembut tangannya dan memasukkan jemariku ke saku. Tak apa kah? Tak apakah jika aku memilih jarak ini?
“Aku antarkan kamu pulang yah?” Rino membelai rambut di atas kepalaku dengan lembut. Lagi, dia begitu mengerti bagaimana membuatku seperti ingin mengalah saja.
Tidak. Kali ini, aku tak lagi menghindari mataku darinya. Bahkan kini, aku semakin berani menatapnya. Rino... maaf dengan cara memandang yang aku punya ini. Mungkin tidak sehangat yang bisa kamu beri. Namun, kamu pasti akan mengerti tentang apa yang ingin kusampaikan. Rino, aku memohon dalam hati, agar kali ini jangan biarkan aku mengucapkannya. Aku memohon, semoga Rino berteguh hati untuk membaca makna sikapku beberapa menit terakhir ini.
Rino menatap balik sorot mataku dengan sedikit kikuk. Namun jujur, tingkah kikuknya justru sedikit merayuku. Dia pernah menggemaskanku dengan banyak hal-hal sepele. Termasuk dia yang merubah ekspresi seriusnya beberapa detik menjadi ekspresi canggung. Rino melanjutkan, tak berhenti menatap mataku, namun kali ini dengan ekspresi yang berbeda. Kali ini bukan wajah kikuk atau canggung yang kulihat.
Tapi wajah yang menjadi kian teduh, mengalah, dan mengerti. Iya, dia sekarang tersenyum kecil.
Ya Tuhan, apakah akan aku temukan lagi senyum itu pada wajah yang lain nanti. Senyumnya semakin bertambah, seiring dengan tangannya yang melepas rambut di kepalaku, lalu pindah ke pundakku dengan tepukan, bersahabat.
“Jaga diri kamu baik-baik yah?” Rino akhirnya berkata juga.
Aku masih berusaha untuk tetap terjaga di tempat tak abadi. Di tempat itulah memang seharusnya aku berdiri. Sementara, akhirnya bisa juga kukembangkan senyumku membalas pengertiannya.
Tepukan hangat di pundakku itu, telah lain artinya, telah berubah maknanya. Senyum yang semakin sering Rino kembangkan untukku di detik-detik ini, telah terlihat berubah segalanya.
Jemariku tetap kusembunyikan di dalam sakuku, kian gentar dan berjuang keras di balik saku rok panjangku. Tak apa, aku katakan pada diriku sendiri. Rino lebih tegar dariku, dia pasti bisa merasakan dekapan angin sejuk dan kehangatan udara melindungi hatinya. Jemariku tak bisa beranjak lebih jauh dari ini, Rino. Begitulah bisikku dalam hati. Tapi aku bertahan, hanya karena aku tahu bahwa segala pemahamanmu tak pernah hilang sedetikpun selama menatapku tadi itu.
Aku bertahan demi diriku sendiri. Kamu pun tahu itu, Rino.
Kali ini, Rino berdiri tegak sejajar denganku. Tangannya tak lagi ada di sekujur pengindraanku. Tangannya kini berpindah, menjadi tak berbeda dengan jemariku. Bersembunyi di tempat terhangat dekat tubuh kami masing-masing. Rino kali ini menatap nanar ke arah luar sana.
Kali ini ku coba ikuti kemana arah matanya menatap dengan senyum teduh itu. Ah, rupanya matahari telah muncul kembali dengan penuh. Awan dan hujan telah kalah, dan balik membiarkan sinar terik menghangatkan sisa embun.
Hai matahari, aku berbisik dalam hati dengan senyum rahasia.
Hai matahari, jagalah pemilik wajah yang membutuhkan sinaranmu ini, di setiap hari cerahnya nanti. Dan satu lagi... dekaplah dia dengan segala kehangatan yang paling tulus dan menguatkan yang bisa kau berikan. Biarkan saja dinginnya wajahku yang baru saja, menjadi terlupakan untuknya. Dan biarkan pula angkuhnya jemariku yang baru saja, menjadi hampa untuknya. Nanti pasti... ada cerita berbeda untuk kita.
“Kenapa ? Sakit kakimu, sayang?” Rino melihat ke arahku setelah tampak tenang bangkit dari jongkoknya.
Rino melihatku dengan pandangan yang itu lagi. Pandangan yang sama. Melemahkanku setiap kali melihatnya, sekalipun belum sempat banyak berbicara.
Aku memalingkan wajahku sebelum aku benar-benar terhipnotis oleh pandangan itu. Rino. Kenapa kita bertemu saat hujan di luar sana? Bahkan atap-atap selasar yang melindungi kita dari air hujan, tak sanggup juga melindungi perasaanku dari menantimu.
“Sayang, jangan kamu paksakan diri seperti itu.”
Rino meraih jemariku dengan tangan kanannya yang semakin terasa dingin dikulitku sesaat tadi. Namun, aku tergerak juga untuk segera menepis lembut tangannya dan memasukkan jemariku ke saku. Tak apa kah? Tak apakah jika aku memilih jarak ini?
“Aku antarkan kamu pulang yah?” Rino membelai rambut di atas kepalaku dengan lembut. Lagi, dia begitu mengerti bagaimana membuatku seperti ingin mengalah saja.
Tidak. Kali ini, aku tak lagi menghindari mataku darinya. Bahkan kini, aku semakin berani menatapnya. Rino... maaf dengan cara memandang yang aku punya ini. Mungkin tidak sehangat yang bisa kamu beri. Namun, kamu pasti akan mengerti tentang apa yang ingin kusampaikan. Rino, aku memohon dalam hati, agar kali ini jangan biarkan aku mengucapkannya. Aku memohon, semoga Rino berteguh hati untuk membaca makna sikapku beberapa menit terakhir ini.
Rino menatap balik sorot mataku dengan sedikit kikuk. Namun jujur, tingkah kikuknya justru sedikit merayuku. Dia pernah menggemaskanku dengan banyak hal-hal sepele. Termasuk dia yang merubah ekspresi seriusnya beberapa detik menjadi ekspresi canggung. Rino melanjutkan, tak berhenti menatap mataku, namun kali ini dengan ekspresi yang berbeda. Kali ini bukan wajah kikuk atau canggung yang kulihat.
Tapi wajah yang menjadi kian teduh, mengalah, dan mengerti. Iya, dia sekarang tersenyum kecil.
Ya Tuhan, apakah akan aku temukan lagi senyum itu pada wajah yang lain nanti. Senyumnya semakin bertambah, seiring dengan tangannya yang melepas rambut di kepalaku, lalu pindah ke pundakku dengan tepukan, bersahabat.
“Jaga diri kamu baik-baik yah?” Rino akhirnya berkata juga.
Aku masih berusaha untuk tetap terjaga di tempat tak abadi. Di tempat itulah memang seharusnya aku berdiri. Sementara, akhirnya bisa juga kukembangkan senyumku membalas pengertiannya.
Tepukan hangat di pundakku itu, telah lain artinya, telah berubah maknanya. Senyum yang semakin sering Rino kembangkan untukku di detik-detik ini, telah terlihat berubah segalanya.
Jemariku tetap kusembunyikan di dalam sakuku, kian gentar dan berjuang keras di balik saku rok panjangku. Tak apa, aku katakan pada diriku sendiri. Rino lebih tegar dariku, dia pasti bisa merasakan dekapan angin sejuk dan kehangatan udara melindungi hatinya. Jemariku tak bisa beranjak lebih jauh dari ini, Rino. Begitulah bisikku dalam hati. Tapi aku bertahan, hanya karena aku tahu bahwa segala pemahamanmu tak pernah hilang sedetikpun selama menatapku tadi itu.
Aku bertahan demi diriku sendiri. Kamu pun tahu itu, Rino.
Kali ini, Rino berdiri tegak sejajar denganku. Tangannya tak lagi ada di sekujur pengindraanku. Tangannya kini berpindah, menjadi tak berbeda dengan jemariku. Bersembunyi di tempat terhangat dekat tubuh kami masing-masing. Rino kali ini menatap nanar ke arah luar sana.
Kali ini ku coba ikuti kemana arah matanya menatap dengan senyum teduh itu. Ah, rupanya matahari telah muncul kembali dengan penuh. Awan dan hujan telah kalah, dan balik membiarkan sinar terik menghangatkan sisa embun.
Hai matahari, aku berbisik dalam hati dengan senyum rahasia.
Hai matahari, jagalah pemilik wajah yang membutuhkan sinaranmu ini, di setiap hari cerahnya nanti. Dan satu lagi... dekaplah dia dengan segala kehangatan yang paling tulus dan menguatkan yang bisa kau berikan. Biarkan saja dinginnya wajahku yang baru saja, menjadi terlupakan untuknya. Dan biarkan pula angkuhnya jemariku yang baru saja, menjadi hampa untuknya. Nanti pasti... ada cerita berbeda untuk kita.
petromax... baru baca,
ReplyDeleteWiih bikin penasaran aja nih mbak yg satu ini....ada sequelnya apa kita dibiarkan nggantung nih mbak...hihi
ReplyDeleteUntaian kata yg indaaahhhh.....
Salut mbak Wied.
Mb.Wied punya akun FB kah? kenalan yoook :)
hemmm,....jadi merenung membaca catatanmu mba.
ReplyDeleteindah meskipun aku meraba apa yg tersembunyi di kedalaman hatimu ?
perpisahankah...? atau ketika cinta menguap...?
hemmm,....mba,jawab dong,jngn diem aja :p
Diakah lelakimu, yang selalu ingin menjadi mentari untukmu...
ReplyDeletebetapa teduhnya sorot mata lelaki itu, meski cahaya binar matanya sprt mentari...
hingga hatimu luluh dalam pelukan,,,
akh,,, siapakah lelakimu itu...?
@Danil edan : gimana? bensin penuh?? xixixixix
ReplyDelete@Mba Winny : udah aku kasih kan alamat FB ku?? hehehehe ^-^
@Senja : haduh,,, galaknya yang baca... xixixi ^-^v...
daku bisa bilang perpisahan ajah ^-^
@Hdsence : lelaki yang jahat... tapi berparas indah... xixxi ^_^
Rino bikin penasaran aja...masih misteri...sengaja niy goadin pembaca...hihihi...
ReplyDelete* m e l l o t o t a l . . .
ReplyDeletesangat mendayu2
Nanti pasti... ada cerita berbeda untuk kita.
ReplyDeletewah menusuk banget yang ini...
Nice story. Membuat saya terpaku.
ReplyDeleteNice Story... Bnyak Pljarn didalam kisah ini..
ReplyDeletesepertinya ada yang berubah..:)
ReplyDeletehm..tp apa y..hehe
maaf inyong baru datang setelah matahari terbenam
ReplyDeleteAssalamu'alaikum...
ReplyDeleteSalam kenal, Mbak Wid. Maaf, kalau baru berkunjung. memang bener2 pandai bermain kata dari hati :) *ajarin dunk, Mbak*
Tatapan Rino harusnya menguatkan "Aku",bukan sebaliknya.Kita harus buktikan,kalo kita K U A T..
ReplyDeleteMbak Lelaki jahat tapi elok parasnya sebaiknya dilestarikan juga
ReplyDeletelumayan bisa dimanfaatkan jadi foto model gitu..
hehee
'aku berbisik dalam hati dengan senyum rahasia'
ReplyDeleteI like it...
@tfd : jangan2 suka nih ama rino, xixi... Jadi inget si embek..
ReplyDelete@teh dan kopi : melototerbengong baca komennya, abis itu ngakak dah, xixi
@rawins : waduh... Ada tusukan dsini yah? Maaf. Peace. n_n
@newsoul : mbak jangant terpaku, setelah ada rawins yg tertusuk... T_T
@laksamana embun : wah betul itu! Aq juga jadi belajar banyak disini!
ReplyDelete@tukang colong : yg berubah adalah belaian menjadi tepukan. Energi kimia cinta menjadi energi fisika matirasa.
@cerita tugu : wah, ada drakula.. Tp dari jawa.. Xixi
@anazkia : aduh aduh.. Ada yg merendah niy. Padahal si nona cantik pandai mencuri hati pembaca blognya.
ReplyDelete@suparyanto : kuat! Baik! Kuat berkat obat sehat pak sehat! Hehe
@itikbali : waduh, fotomodel kalo bengis semua, apa gak repot tik? Tar yg kita sayang siapa?
@joe: 'senyum-senyum rahasia disini. n_n udah manis blum? He
siapakah rino....nantikan di episode selanjutnya he3...i like it... ^__^
ReplyDeletehehe
ReplyDeletezan, makasi uda jadi host nya.
Xixi
Mantap rangkaian kata2 na wied...penuh makna...
ReplyDelete:speechless:
ReplyDeleteSalam ajah untuk Rino.. Duh...
ReplyDeleteJadi ingin kembali muda....
ReplyDeletehehehehehe
@ariefborneo : makasi ya. Rajin bc postingku.
ReplyDelete@eysa : aduh jgan speecless dunk.. Hihi..
@achen : wah, koq jdi byk yg nge-fans ama rino ini siy? Huhu.
kugy.. banyak banget pesan2 rahasianya.. pa ini perasaan si penuliskah..? keren2..
ReplyDeletekugy.. banyak banget pesan2 rahasianya.. pa ini perasaan si penuliskah..? keren2..
ReplyDelete@Andie : wah... beli luhde kemana ajah.... tega bener ilang ^-^,,, hehehehe.... biarin aja dikasih rahasia,,, biar gantian Luhde yang bingung -^v xixixixi
ReplyDelete:)
ReplyDeleteini benran apa cuma karangan mbak??
bagus banget ceritanya
salam hangat
dari blogger abnormal
@blogger abnormal yg bkin ketawa : ini karangan. Yg tak sempat jadi kenyataan. Miris buanget. Hehehe. Salam hangat juga
ReplyDeletepercikan dalam sinar mentarimu juga membuat aku serta blue merasa kehangatan dalam persahabata tersebut
ReplyDeletemenarik
salam dalam persahabatan
@kezedot : yah, aq senang dapat memberi hangat mentari itu untuk yg membaca kisah ini. Trimakasih yah.
ReplyDeletewah bener-bener pas ama labelnya
ReplyDeleteromantis kritissss...
hishishishis
halaaahhh kelebihan vit s nih teh..
wehehhehe
tapi saya suka ama kalimat ini
*bertahan demi diri sendiri*
@bintang air : hello pencinta romantic. Hehe. Yepz bertahan demi diri sendiri, krn nyatanya, tak ada yg lain tempat bergantung.. He
ReplyDeleteaku ngebayangin sosok dan karakter rino nih,
ReplyDeletematanya kaya apa yah, hehehe..
@naila : hihihihi... yang pasti lebih kalem daripada mata singa... hihihhi....
ReplyDeletembak gambarin aku dong mbak biar bisa takpasang :P
ReplyDeleteSerius Teh, anaz udah pinter bermain kata, tuh si eneng emang minta di penthung tuh whehehheh
ReplyDeletesebelum menthung, pamit masang link nya y, biar gampang datenginnya.
Salam kenal dulu ya..
ReplyDeletePertama membaca ceritamu sudah berkesan banget!
nice blog..
ReplyDeletesalam kenal aja dah..
@ninda sembuh dulu yah ^-^,,, hihihi
ReplyDelete@Bintang : jangan main pentungan disini,, hihihihi ^-^v...wah makasih udah ada linknya ^-^v.. kamu juga pastinya ada di libraryku ^-^v
@Bahaudin : wah, kamu suka puisi juga... selamat datang yah... dan aku udah follow blognya ^-^
@Anonym : hohohoho.... ada sang misterious name,,, aku langsung ke blog mu ^-^
berkunjungg..
ReplyDeleteRinoooo... aku padamu wakakakakakkkkk... salam kenal sis...
ReplyDelete@tfd : silakan liat2, he
ReplyDelete@landofoase : aq dah kunjung balik blogmu. Wah mantap, bhasa inggris semua? Go international, xixi
hmm..
ReplyDeletediem saja ah..
:D
@abdul : kok diam seribu bahasa... hehehe
ReplyDeletekeren ikh eh cerita ttg perpisahan ya..hmm jd inget sesuatu #galau
ReplyDeleteyupie : aku udah kunjung blogmu... keren ternyata,,,,, hebat lho ^__^
ReplyDeleteDenizli
ReplyDeleteKonya
Denizli
ısparta
Bayburt
FWT
418AA
ReplyDeleteYozgat Şehirler Arası Nakliyat
Keçiören Fayans Ustası
Muğla Şehirler Arası Nakliyat
Ünye Parke Ustası
Ankara Lojistik
Kocaeli Şehir İçi Nakliyat
Diyarbakır Parça Eşya Taşıma
Ankara Şehirler Arası Nakliyat
Bilecik Şehir İçi Nakliyat
BD4A7
ReplyDeleteAnkara Şehir İçi Nakliyat
Giresun Şehirler Arası Nakliyat
Elazığ Evden Eve Nakliyat
Batman Şehir İçi Nakliyat
Muş Evden Eve Nakliyat
Çanakkale Evden Eve Nakliyat
Btcturk Güvenilir mi
Sivas Şehirler Arası Nakliyat
Afyon Şehir İçi Nakliyat
4F98E
ReplyDeleteUrfa Şehirler Arası Nakliyat
Kütahya Şehir İçi Nakliyat
Samsun Evden Eve Nakliyat
Mersin Şehirler Arası Nakliyat
Çerkezköy Çelik Kapı
Eskişehir Şehirler Arası Nakliyat
Bitlis Şehirler Arası Nakliyat
Nevşehir Lojistik
Siirt Şehirler Arası Nakliyat
63CDC
ReplyDeletereferans
4ECE3
ReplyDeleteosmaniye telefonda canlı sohbet
muğla ücretsiz sohbet sitesi
muhabbet sohbet
en iyi görüntülü sohbet uygulamaları
kayseri seslı sohbet sıtelerı
igdir sesli sohbet siteleri
görüntülü sohbet yabancı
malatya yabancı görüntülü sohbet
batman sesli sohbet
3AA79
ReplyDeletebursa rastgele görüntülü sohbet ücretsiz
zonguldak canlı sohbet bedava
igdir mobil sohbet et
görüntülü sohbet sitesi
istanbul sohbet odaları
Bursa Görüntülü Sohbet Siteleri Ücretsiz
Edirne Bedava Görüntülü Sohbet Sitesi
manisa yabancı görüntülü sohbet siteleri
siirt bedava sohbet odaları
FFDB416180
ReplyDeletewhatsapp show sitesi
DFEBAD1AA2
ReplyDeleteinstagram türk beğeni satın al
C53CB95C72
ReplyDeleteinsta takipci
55E83E39F8
ReplyDeleteig takipçi satın al
Erasmus Proje
Call of Dragons Hediye Kodu
Kaspersky Etkinleştirme Kodu
Danone Sürpriz Kodları
Raid Promosyon Kodu
Viking Rise Hediye Kodu
Online Oyunlar
Zula Hediye Kodu