Beranjak dan Berubah


Hampir gerah oleh ketidakmengertian... Akhirnya harus memilih menjalani dengan satu kejelasan.. Bumbu yang ada tidak prinsip, melainkan rona yang bisa dibercandakan bersama.

Kosakata mungkin berbilang, bahkan semakin menghilang. Namun dengan kosa ekspresi dan antusias yang makin lantang, aku belajar berdialog dengan hati yang diciptakan untuk menjadi teman dari hatiku kini.

Ketakutan yang pantas disampaikan padaku seharusnya bukan tentang meninggalkan atau menghilangkan, andai ada pun seharusnya adalah ketidakberadaan ungkapan untuk ditanggapi, kealpaan wajah untuk dikenali, atau juga keengganan berkisah untuk diselami.
Kelemahanmu selalu jadi sisi yang menjadikanku harus ada. Kekuatanmu selalu jadi sisi yang menjadikanku berani mencoba.

Bukankah sang agung pun ajarkan kita bijaksana, meraih cita dengan sahaja.
Sementara kecamuk adalah kelemahan, yang harus terlihat pada pihak yang tepat.
Sementara kehangatan adalah satu-satunya performa yang boleh nampak.
Sekalipun di balik jubah melawan tirani, ada siksa dan duri yang tertancap menguji bertubi.

Karyamu adalah penggoda hasratku.. Dongengmu adalah animasi imajinasiku.. Dan impianmu adalah payung mimpiku..
Kadang begitulah perfeksi paling dramatis. Tapi seringkali, itulah alasan kita tidak boleh beristirahat sejenakpun.
Karena celah adalah jurang, dan jeda adalah sia-sia. 
Apapun yang dimulakan, harus terus menemukan cahaya terang di depannya.

Hey kamu baling baling terbaik, satu yang kupunya untuk membawaku pergi. Beranjak dari sekedar menunggu, berulah dari sekedar berandai.
Aku belajar mengejar ketertinggalanku, maka ikuti titian langkahku.
Jika cukup berani kamu menandingiku, maka kamu ciptakan juga sketsa untuk aku jadikan alas langkahku.

-Satu perjalanan di Kereta Ekonomi Bengawan dari Jogja ke Solo, 9 Oktober 2011 (satu hari sebelum tanggal setahun sejak 10-10-10)-

9 comments:

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini