Jingga itu Milik Mereka



Semburat jingga menampakkan sinarnya dengan keangkuhan semesta. Ada lagu melantun di batin dia yang terduduk di sebuah bangku taman. Dia merasa sudah saatnya dia menyerah dengan kesombongan semesta kala senja itu. Bahkan dengan segala kuasa tangan dan kakinya tak jua mampu menumbuhkan kehendak pada dirinya.

Dia tersenyum sendiri. Bibirnya yang tipis dan berwarna merah lipstik itu tak jua sanggup meredupkan keangkuhan semesta senja itu. Bahkan semilir angin begitu percaya diri menggodanya dengan tiupannya yang mencoba mencuri helai rambut lembut di balik kerudung warna gadingnya.

Mata yang penuh tangis di hari-hari panjangnya yang telah lewat, kini tak lagi nampak tergenangi air mata doanya. Hari itu, di tengah kesombongan senja kala itu, yang nampak hanya mata yang penuh pengharapan yang lebih percaya diri. Mata itu berkedip pelan teriring tarian perlahan bulu mata lentik miliknya yang selalu sanggup membuat nafas tertahan.

Senja seperti beruntung kala itu. Begitu sombong dengan warnanya, dan masih menyempatkan diri meliputi kesendirian gadis berkerudung di bangku taman itu. Senja memang tahu, bahwa sedari kemunculannya, ia menjadi semesta yang telah dinanti sang bidadari cantik milik cinta dan kasih. Senja yang menguatkan warna jingganya telah mencuri hati bidadari itu menyerah dalam kesombongan semestanya. Tak ada yang lebih memperindah keperkasaannya selain sosok lembut yang duduk sendiri di bangku taman itu.

Entah siapa yang telah menyatakan jatuh cinta lebih dahulu. Sang semesta senja jingga lebih dahulukah? Atau jangan-jangan, memang sosok pemilik mata bersih itulah yang lebih dahulu menantikan sang senja hadir sejak sebelum ia hadir menjemput? Senja menjadi teman untuk cinta kasih sang bidadari. Dan senja juga yang telah dengan puas menangkap nuansa kecintaan yang dipancarkan oleh sang bidadari. Senja tetap memenangkan segala pada diri sang bidadari, bahkan lebih dari sekedar memenangkan kehadirannya, ia bahkan memenangkan perasaan hati sang bidadari hingga tetap membagi percakapan hatinya kepada semburat senja yang jingga.

Kapan kau temukan sinaran yang lebih indah dari paduan jingga milik semesta yang ditemani kepasrahan pencintanya? Tidak ada yang berhak untuk mengusik percintaan itu, karena mereka telah memberi dan menerima tanpa berkata apa-apa, jauh sebelum kamu benar-benar mengerti apa yang mereka percintakan.

**********************************************************************

Mengucapkan selamat Hari Kartini untuk bidadari-bidadari pengikut insan harum R.A. Kartini, dan semoga akan selalu ada surga dimanapun kita melangkah , yang patutnya membuat insan selain kita begitu mendamba akan segala keelokan dan keanggunan dimanapun kita berada... ^-^v


8 comments:

  1. Wow... terimakasih untuk ucapan kartininyaaa.... ^___^ makasih buanget dah sempatkan kemari,,, ^__^ hehehe...... jangan bosen ajah yah coment culas cules... hehe

    ReplyDelete
  2. duh, kata2nya manis banget. lam kenal juga ya. tks dah mampir.

    ReplyDelete
  3. #Sang Cerpenis....
    :::: asik, dapet saingan... xixi... bercanda ah ^-^v

    ReplyDelete
  4. semua tentang senja kusuka,,
    thxs ya kak, dah hadir dilangitsenja ku,,
    senja pecinta langit...

    salam

    ReplyDelete
  5. # Hdsence :
    Langit senja selalu punya kecantikan dan keangkuhan tersendiri ya untuk menjerat manusia? *bertanya pada ahlinya
    ^-^v

    ReplyDelete
  6. aku ingin menjadi angin
    yang bisa menyeka awan
    dan memberi kesejukan saat matahari tenggelam
    agar senja tak lehilangan jingganya karena jinggalah yang pasti menemani waktu kita menuju mimpi yang indah meski kadang mimpi itu sangatlah melelahkan.

    ReplyDelete
  7. :::: Andie's : Mantaffff...... ^-^ curang yah memilih jadi angin,,, dirindukan tapi tak bisa ditangkap.... apalagi disandera... hehehehe

    ReplyDelete

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini