Gadis itu menatap malu dari balik kayu pohon
Dilindungi ranting-ranting kecil selimut daun-daun muda
Gadis itu tersenyum jenaka dan berbunga
Menyaksikan pemuda terdiam menatap langit
Gadis itu menatap mata pemuda dengan binar misterius
Seolah sanggup menyusul kemana mata pemuda menerawang
Gadis itu tanpa sadar telah membiarkan dirinya
Terlarut dalam kebebasan dan keliaran jiwa si pemuda
Gadis itu terus hanya meremas erat kulit pohon mahoni
Sementara pemuda terus diam di antara deretan pinus
Gadis tak menyapa entah karena kelemahan atau keengganan
Yang ia tahu hanya keinginan tuk terhanyut lebih lama
Pemuda tak bergerak sedikitpun
Membiarkan ranting pinus diatasnya bergerak tanpa ditemani
Selama mungkin pemuda itu berdiri
Hanya sebalut kesepian yang membius diwajahnya
Gadis itu lupa akan roh dirinya berpijak
Lembaran kain yang dipakainya berayun oleh angin kencang
Tapi kesadarannya seolah hilang di bawah mahoni
Menjejak rapat disisi kesepian Pemuda di bawah pinus
Pemuda menunduk menelan angin di kerongkongannya
Ia bernafas, hidup kembali mengibas keheningan tadi
Pemuda menoleh akan kain putih yang berkibar elok
Tersadar akan gadis pemilik rambut panjang tertiup angin
Seketika itu gadis menitikkan air mata tanpa sedu
Sekarang ia tersihir oleh kesepian terlalu dalam
Mata pemuda kesepian itu adalah mata duka
Mata yang menyalahkan dunia sekitarnya
Pinus tergoyang gelisah oleh angin tak ramah yang datang
Mahoni seperti tak serindang dan seteduh pesonanya
Gadis itu enggan lagi menatap lebih lama
Melepas pemuda terhanyut derita terdalamnya
0 comments
Tambahkan Komentar Anda