"Rebel Salah Tingkah"


-->
REBEL Salah Tingkah
“Eh, goblok apa bego lu! Gak denger apa gue bilang tadi, hah?! Gue bilang kasih gue semua duit di kantong lu! Dasar budek lu!” Bentakan itu membahana di koridor sekolah. Seperti biasa, di jam istirahat, selalu saja ada kejadian yang mengundang ketakutan seisi sekolah itu.
Jolie melihat pemandangan tidak mengenakkan itu dari tempat duduk kelasnya. Sesungguhnya dia geram melihat Rendo, rebel sekolah yang hobi menundukkan dan memeras anak-anak lain. Tapi, toh Jolie tetap saja hanya memandang sesaat. Selanjutnya ia sudah asyik dengan bacaannya, majalah Rolling Stone miliknya yang masih nampak baru.
“Jo, lihat tuh. Si Rendo keren bener ya kalo lagi garang gitu..”
“He eh.” Jolie meskipun terbiasa dengan ke’dungu’an sahabat cantiknya itu, tetap saja sebenarnya tak habis pikir. Seorang Sisil yang cantik dan penakut gitu, teteeeep aja demen sama rebel sebelagu Rendo. Heran..heran..
“Jo, kamu sakit ya? Kok diam aja? Kamu gak papa kan?” Sisil bertanya sambil mengguncang tangan Jolie dengan pandangan cemas.
“Iiih, apaan sih! Siapa yang sakit? Aku tuh lagi serius mbaca, tau?!” Jolie menegakkan kembali majalah bacaannya tanpa bicara lagi.
Jolie tahu saat ini Sisil pasti tadinya berharap ia mampu merespon tentang betapa berbunga-bunganya Sisil melihat Rendo dari situ. Tapi, Jolie lagi gak mood. Dia menganggap ucapan Sisil tidak seserius itu, Sisil toh cuma penakut yang gak berani membunuh semut apalagi menegur si rebel Rendo. Selain itu, Jolie merasa membicarakan si Rendo itu cuma bikin eneg perut. Menurutnya, Rendo cuma cowok norak yang cari perhatian en sok kuasa. Kalo mau nge-preman, jangan di sekolah, tapi di pasar sekalian!
“Jo! Haus nih! Temenin aku ke kantin yuk!! Nanti kamu aku belikan soda seperti biasanya. Ya?” Sisil memohon dengan gaya jitunya kalo lagi bikin kasihan.
“Ya udah, kalo gitu. Sama permen karet sekalian ya!”
Sisil menjawab dengan anggukan cepat.
Istirahat sekolah kali itu tidak berbeda dengan suasana biasanya. Kantin masih sesak penuh dan beberapa kelompok anak sedang terbahak-bahak sambil memegang jajanan mereka. Begitu pula ketika mereka hendak kembali ke kelas melewati koridor. Beberapa anak nampak bercanda di selasar depan kelas. Beberapa anak cewek nampak memandang sinis ke arah Sisil. Yeah, Jolie yang tomboi dan cuek itu terkenal sebagai bodyguard Sisil yang sering diteror cewek-cewek sekolah lantaran kecantikannya yang membuat iri. Perkenalan Jolie dengan si polos Sisil juga berawal ketika seorang senior cewek berusaha menerornya bersama genk-nya. Tentu saja, Jolie tidak akan membiarkan lagi anak polos en tulalit ini dikerjai lebih banyak lagi. Nah, lain cewek, lain lagi cowok. Banyak cowok yang berusaha menyatakan cinta mereka pada Sisil, tapi semua ditanggapi Sisil dengan tawaran berteman atau malah berujung pada kesalahpahaman oleh Sisil. Well, semua lantaran Sisil cuma seorang cewek polos dan innocent yang dikepalanya cuma ada satu cowok, yaitu si rebel Rendo!
“Astaga, Jo!” Sisil tiba-tiba berhenti berjalan dan berhenti juga menyeruput minumannya. “Aku kan belum meng-sms mama untuk bilang kalau aku pulang telat siang nanti!” Wajahnya berubah jadi panik. Dasar anak mama, pikir Jolie.
“Ayo, Jo! Hape-ku kutinggal di tas!” Sisil segera menarik tangan Jo setengah berlari ke arah kelasnya.
Tiba-tiba,
“BRAKKKKK”
Sambil setengah terhuyung, Sisil mencoba memperoleh kembali keseimbangannya. Dan betapa terkejutnya, ia menabrak si Rendo!! Yang lebih membuatnya mendadak ketakutan adalah dia baru saja menumpahkan semua air minumannya ke muka pemuda rebel yang terkenal sangar itu! Amarah begitu tampak di wajah Rendo. Di tengah suasana yang mengundang ngeri itu, Jolie justru tertawa terkikik di belakang Sisil. Dan itu mengundang seisi sekolah yang awalnya takut menjadi semakin ngeri dengan kecerobohan Sisil ditambah kenekatan Jolie.
“Heh! Lu mau cari mati ya?!” Rendo mencengkeram kerah seragam Sisil dan mendesak tubuh kecil cewek itu ke dinding kelas di tepi koridor itu.
Jolie sontak langsung mendorong keras bahu Rendo, mencoba menjauhkan cowok itu dari sahabatnya yang tampak tak berdaya itu.
Jolie berdiri menatap Rendo, melindungi Sisil dibelakangnya.
“Heh! Blagu lu ya!” Baru saja Rendo hendak menyerang balik, Jolie mengacungkan jari telunjuknya ke arah cowok itu dengan cepat. “Berhenti disitu, sebelum gue tendang kemaluan lu!” Rendo pun berhenti, lalu didekatinya lagi dua cewek itu dengan perlahan. “Berlagak berani ya lu ama gue, hah?!”
“Sori! Gue gak suka sikap lu barusan! So, Sisil, lu minta maaf gih ma dia.”
Sambil ketakutan, Sisil menyembulkan wajahnya dibalik bahu Jolie.
“S...s...sori. Aku tidak sengaja... Aku... Aku minta maaf..”
“Denger kan, temen gue gak sengaja! Jadi lu jangan ampe gue lihat ngeganggu dia!” Bentak Jolie dengan pandangan menantang ke arah Rendo.
“Hah?? Lo kira lo sapa?! Ngapain gue takut ama lo, hah?!” Rendo mendorong Jolie hingga terjatuh, lalu menarik lengan Sisil dengan paksa. “Sini lo!!!”
Anak-anak lain yang menonton pun tak kuasa berbuat apa-apa selain menghindari amarah si rebel Rendo.
“Lo kira, lo bisa kabur ya dari gue?!” didorongnya tubuh mungil Sisil hingga membentur dinding lagi. Rendo mencengkeram kencang wajah Sisil hingga kesakitan. Amarah dan kekesalan terpancar dari wajahnya. Sementara Sisil kesakitan hingga hampir menangis, ia begitu malu diperlakukan seperti itu.
“Heh! Brengsek lu ya!” Jolie menendang paha kiri Rendo yang bertubuh tegap itu. Rendo pun kesakitan dan memegangi pahanya. Sementara Sisil masih berdiri di tempatnya sambil terisak.
“Cari lawan yang sepadan! Ngerti gak lu?! Gue gak perduli ama sikap lu yang norak sok kuat itu!” Jolie menendang lagi paha Rendo satunya, hingga cowok itu pun jatuh terjongkok di lantai sambil meringis. Cowok itu rupanya tak menyangka Jolie punya keahlian taekwondo. “Lo itu cuma cowok manja yang cuma berani di sekolah, gak punya otak en gak banget sebagai cowok! Jadi sebenernya gue kasian ama lo yang punya otak tai kebo!” Ditinjunya perut cowok itu sampai cowok itu bener-bener gak berdaya kesakitan. “Tapi jangan harap lu bisa nyakitin sobat gue di depan gue! Ngerti gak lu?!” Jolie mengepalkan lagi tinjunya sambil memasang kuda-kuda lagi. Tiba-tiba...
“Stop, Jo!” Sisil berjongkok di antara bogem Jolie dan wajah kesakitan Rendo.
“Sisil?” Jolie memandang kaget ke arah sahabatnya itu, sambil diturunkan bogemnya itu.
“Sil, lu gak mau apa gue kasih dia pelajaran? Dia itu udah kurang ajar banget! Bikin malu dan gak tau diuntung! Udah bagus lu gue suruh minta maaf ke dia!”
“Jo, kamu kan tahu kalo aku tuh sayang sama Rendo. Jadi, jangan sakitin dia ya?” Rendo yang dibelakangnya tiba-tiba terkaget mendengar kata-kata Sisil.
“Apa.... Apa kata lu barusan?” Rendo bertanya sambil berusaha bangkit sambil kesakitan. Sisil sontak ketakutan dan segera bersembunyi di belakang tubuh Jolie lagi.
“Sisil, lu ini ngomong apa sih?!” Jolie mengeluh ke Sisil sambil menyiapkan kuda-kudanya kalau tiba-tiba Rendo ngamuk lagi.
“Lo.. Lo tadi bilang apa??” Rendo kesakitan memegangi memar di perutnya. Ia tampak terhuyung karena pukulan keras dan telak dari Jolie tadi.
“Iya, aku tadi bilang... Kalo... Kalau aku ... sayang sama kamu,” takut-takut Sisil mengucapkannya sambil mengintip dari balik bahu Jolie.
Dan tiba-tiba Jolie terkejut!! Apa itu? Apa yang baru dilihatnya itu? Wajah Rendo bersemu merah?! Padahal belum sempat bogemnya mendarat di wajah Rendo, kenapa wajah Rendo mendadak menjadi merah?! Dengan ekspresi yang mendadak berubah, Jolie berusaha mencerna pemandangan tak disangka-sangka itu. Sadarlah dia, bahwa si rebel Rendo itu telah salah tingkah.
“Wah, wah....” Jolie menyurutkan kuda-kudanya, kemudian tersenyum mencurigakan ke arah Rendo kemudian Sisil. “Sepertinya lu gak butuh gue lagi buat jadi bodyguard lu, Sil!”
Sisil nampak bingung, Rendo masih dengan semu merahnya.

2 comments:

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini