Jika gitar itu bisa bicara, tentu ia akan meminta sesiapapun menyentuhnya.
Jika gitar itu bisa memilih, tentu ia memilih untuk tidak sendirian di bangku itu.
Jika gitar itu bisa bercumbu, tentu ia takkan rela menghabiskan waktunya tanpa kasih.
Jika gitar itu memiliki rnh, tentu ia akan mengeluh karena disia-siakan.
Tapi sang gitar tak bergerak sedikitpun.
Ia hanya tersandar tegak di atas bangku.
Ia kusam oleh debu tebal menutupinya.
Ia berwarna pudar karena cahaya jendela di sebelahnya.
Gitar itu bukan tanpa sahabat dan belahan jiwa.
Gitar itu memberi nafas lebih panjang pada jiwa yang sekarat.
Gitar itu mengartikan lebih indah tentang emosi dan harapan pada jiwa pemimpi.
Gitar itu, paling setia menemani cinta bersemi hingga perpisahannya oleh maut.
ikut menyimak gan
ReplyDeletepuisinya bagus sekali gan
ReplyDeleteisi puisinya bagus
ReplyDeletekunjungan sore gan
ReplyDeletemakasih gan
ReplyDeleteikut bergabung gan
ReplyDeletemakasih banyak
ReplyDeletenice info gan
ReplyDelete