"Lana.. Jangan lari-lari, Nak!" Sang ibu berseru lembut kepada buah hatinya yang asyik menyuri taman.
"Lana lucu yah, Tante." Aku meneruskan membantu tante Wini merangkai bunga hias di meja beranda.
"Lana akan tetap menggemaskan tanpa ada yang merasa kuatir padanya. Malang memang, ia harus menderita penyakit itu sejak sekecil sekarang." Tante Wini tersenyum canggung tanpa memalingkan wajahnya.
Aku tertegun, lalu berkata pelan, "Lana akan selalu jadi adikku yang istimewa. Tuhan mengasihinya dengan cara yang sangat berbeda. Pada kekurangannya itu, ada kelebihan yang akan selalu menguatkanku untuk tak menyerah. Lana adalah berkah untuk aku yang terlalu terbiasa dengan nikmat dunia ini."
ikut menyimak gan
ReplyDeletemaksih banyak infonya
ReplyDeletenice info gan
ReplyDeleteditunggu berita lainnya gan
ReplyDeletemakasih gan artikelnya
ReplyDelete