Senja yang Sedih




Rindang dan daun yang bersibak angin mendesis
Tiap semburat jingga menyeruak halus dari balik tiap tepi daunnya
Dahan dan tubuh pohon yang penuh luka menelan deritanya
Sepi ia selama ini, kudatangi kini berteman sebingkai kenangan


Rumput dan lahan tak bergerak melainkan memeluk sinaran jingga
Tiap ujung rumput seperti saling berkisah tentang waktu dan perjalanan
Ada yang renta coklat dan letih, ada yang muda hijau dan tegar
Sesekali mengangguk pertanda cinta sedang berpisah di ujung senja


Aku melayangkan pandangan di ujung lapang sana
Horison sunyi warna hijau ke jingga
Terlupa oleh kepedihan tubuh sang pohon yang luka
Terabaikan kini kisah rumput yang saling bermain angin


Entah siluet siapa yang aku nantikan di sini
Berdiri menanti horison memunculkan sosok tubuh mungil kejauhan
Latar senja seperti membisu oleh hening
Dan pohon yang luka, menampakkan belas kasihan meneduhkan ku dari jingga yang sedih

50 comments:

  1. Senja...
    Memandanginya, menghadirkan rasa tersendiri..
    Terkadang mengenang, pada beberapa keping memori masa lalu..
    Terkadang menenangkan, pada jingga yang hangat, menemani dari peluh yang terkuras seharian..

    ReplyDelete
  2. @arya poetra : memandang senja selalu melahirkan sensasi yang tidak pernah bosan kita butuhkan... seperti candu untuk memunculkan sisi diri kita yang paling kelam... betul begitu?

    @rifka : Sama sekali.. aku juga sangat suka tentang senja ^___^

    @ajeng : Terimakasih aih mba Ajeng

    ReplyDelete
  3. Aduuuh puisinya ciamik banget..

    ReplyDelete
  4. terimakasih yah untuk kunjugan @uzay ^___^

    ReplyDelete
  5. senja yang berduka,
    senja yang muram,
    senja yang dingin,
    merangkak menemui sandiakala...

    puisi yang sedih.. :(

    ReplyDelete
  6. Falra benar... ini puisi yang sedih ^__^

    ReplyDelete
  7. Di senja aku selalu menunggu dia datang
    tapi sampai pagi kembali menjelang
    Dia tak juga pulang

    ReplyDelete
  8. wah,,, sedih banget... ^___^ dia tak kembali untuk waktu yang teramat terasa seperti siksaan yah.. semalaman ^__^

    ReplyDelete
  9. mantap gan, salam kenal yah, ku tunggu dah kunjungan baliknya, :D

    ReplyDelete
  10. Terimakasih untuk komentarnya ^___^ semoga persinggahan ini mengantar pada perjumpaan berikutnya

    ReplyDelete
  11. bagus puisinya...aku suka...sangat menyentuh...:)

    ReplyDelete
  12. saya suka dengan semburat langit oranye dan merah,,,

    ReplyDelete
  13. puisinya bagus sekali
    ditunggu puisi selanjutnya gan

    ReplyDelete
  14. puisi-puisi indah yang hanya bisa dipahami dengan hati
    bukan lisan
    bukan juga mata
    ataupun telinga
    tak tampak
    hanya bisa dirasakan

    ReplyDelete
  15. puisi-puisi indah yang hanya bisa dipahami dengan hati
    bukan lisan
    bukan juga mata
    ataupun telinga
    tak tampak
    hanya bisa dirasakan

    ReplyDelete
  16. wah... terimakasih sekali kepada mas agung... terimakasih banyak untuk singgahnya dan semoga perasaan itu mampu menjangkau imajinasiku di sini ^_^

    ReplyDelete
  17. bagus sekali puisinya :D ditunggu puisi berikutnya

    ReplyDelete
  18. Senja tak pernah mengeluh
    Meski luka lama tak kunjung sembuh, dan senja tetap setia, meski rindu yang tak pernah tersampaikan,
    Senja selalu saja memberi, meski dia tak pernah bisa mengerti
    Sebab bagi senja
    Cinta adalah memberi,, cinta itu membebaskan, bukan mengekang
    Begtulah senja dalam mencintai,sebab jingga selalu mengajarkan, cinta tak harus memiliki,

    #kisah yang tak tersampaikan
    #tentangrasa

    @han_nun

    ReplyDelete

 
Copyright © 2012 Main Kata : Blog Menulis dari Hati ~ Template By : Jasriman Sukri

Kamu bisa menulis deskripsi disini